
Pelita yang terus menyalah dari pelosok negeri
Pendidikan dan segala dinamika di dalamnya merupakan suatu topik yang tidak pernah habis untuk dibahas. Begitu banyak persoalan yang ditemukan dalam dunia pendidikan mulai dari kebijakan, kurikulum yang bergantung pada siapa menteri yang memimpin, tenaga pendidik yang gaptek (gagap teknologi) sampai pada persediaan fasilitas yang jauh dari standar dunia pendidikan yang sesungguhnya. Nah, apakah kita mau menyerah dengan keterbatasan ini? Apakah pelita yang ada dalam hati dan pikiran kita dibiarkan meredup dan mati atau kita terus bergerak menyebarkan cahaya optimis dalam meningkatkan mutu pendidikan kita?
Problem pendidikan yang entah kapan akan tuntas ini, tidak menyurutkan semangat pendidikan ini. Justru sebaliknya dengan segala keterbatasan yang dihadapi para pejuang pendidikan berusaha semaksimal mungkin agar amanat UUD 1945 pasal 31 bisa terealisasikan. Pada konteks ini harus ada pergerakan dan semangat untuk berubah dan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri
Perjuangan terhadap mutu pendidikan ini yang sedang dilakukan oleh SMAN 6 Kota Komba. Sekolah ini terpilih menjadi salah satu sekolah penggerak oleh Kemdikbud Ristek Dikti setelah berhasil melewati berbagai bentuk tes yang disediakan sebagai persyaratan untuk menjadi sekolah penggerak. Kabar terpilihnya SMAN 6 Kota Komba sebagai sekolah penggerak ini disampaikan oleh Kepala SMAN 6 Kota Komba Bapak Frumensius Hemat, S. Fil, dalam sambutannya pada upacara bendera memperingati hari pendidikan nasional tahun 2021. Pidato singkatnya, beliau menyampaikan kado istimewa itu dan menitip pesan bahwa dibalik bungkus kado yang diterima dibaluti tugas dan tanggung jawab berat yang akan diembankan kepada semua warga sekolah.
Label Sekolah Penggerak diembankan kepada SMAN 6 Kota Komba merupakan suatu kebanggaan bagi semua warga sekolah. Alasannya sangat jelas karena untuk menjadi sekolah penggerak harus mengikuti kompetisi yang diikuti oleh seluruh SMA yang ada di Indonesia. Keberhasilan ini merupakan suatu pencapaian yang luar biasa bagi SMAN 6 Kota Komba dan menjadi lokomotif dalam menyukseskan program merdeka belajar.
Keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh SMAN 6 Kota Komba tidak menjadi alasan untuk menolak peluang yang diberikan oleh pemerintah. Dengan semangat ‘Serentak Bergerak wujudkan merdeka Belajar” SMAN 6 Kota Komba berani dan bersatu berjuang dari keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki untuk menjadi sekolah penggerak. Penulis mengibaratkan semangat perjuangan SMAN 6 Kota Komba yang berani mengembankan tugas dan tanggung jawab sebagai sekolah penggerak sebagai “pelita”. Saya memberi arti pelita dalam tulisan ini sebagai seberkas cahaya ditengah kegelapan yang tetap memberi harapan meskipun banyak tantangan yang dihadapi. Pelita ini mampu memberikan cahaya terang bahkan semakin kencang tiupan angin yang ingin memadamkannya justru membuat cahaya pelita lebih terang dari sebelumnya sehingga mampu lebih besar menyinari lingkungan disekitarnya. Cahaya pelita ini sama seperti SMAN 6 Kota Komba yang ditengah banyaknya tantangan terhadap dunia pendidikan dan berdiri dipelosok negeri yang serba terbatas tetap berani menjadi pemantik untuk menyukseskan program pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa kita sejatinya memiliki hak yang sama dalam menyukseskan pendidikan di Indonesia tergantung dari kemauan kita sendiri untuk cepat tanggap terhadap setiap program dari pemerintah. Segala Keterbatasan, persoalan dan kekurangan adalah masalah yang harus kita tuntaskan bersama. Mulailah untuk berpikir dan bergerak memberi solusi dari perjuangan kita karena sesungguhnya semua masalah dalam dunia pendidikan akan lebih efektif dan efisien apabila kita sebagai pelaku pendidikan juga berperan aktif dalam menyukseskan program pendidikan itu sendiri.
Penulis yakin SMAN 6 Kota Komba mampu mengembankan tugas mulia ini!Sudah saatnya pelita itu nyala dari pelosok! Berikan bukti bahwa betapa nikmatnya berjuang dari segala keterbatasan!
Bravo SMANSIX KK!!!!!!!
Tulisan Lainnya
Saksi
Adakah yang seberani ini Menjadi saksi suami istri Bukankah aku belum penuh berisi Menjadi saksi Bukan untuk dipuji Apalagi lahirkan sensasi Perjalanan belum usai
Mari bersama
Kita punya tenaga dan daya Namun tetap bersama agar digdaya Ini bukan soal punya harta Sama tersenyum dan bahagia itu yang utama Jangan pernah merasa punya segalanya Itu ti
Kobok
Demikian sekarang namamu.. Kobok Kadang budi dan hati diobok-obok Bahkan tak sadar jadi diolok olok Pada saatnya tak sadar bobok Airmu tak bohong di sana atau dipojok Kelihatan sep
Hujan
Pagi mendung dan dingin Saat-saat jumatan Air membasahi jalan Layaknya sejoli berpasangan Tanah dan air hujan Matahari pun enggan Menyinari badan Tetaplah sehati dan sepikiran A
Kopi Lagi
Kuseduh kopi kali ini Di hari yang bukan lagi pagi Temani hati dapatkan inspirasi Di saat sana sini sibuk mencari Entah nasib maupun rejeki Kopi ini Rasanya tak beranjak p
5 November
LIMA NOVEMBER Hari Berganti dan Tanggalpun Selalu Beranjak Lima November Selalu Hadir Dalam Galaksi Hati Tersimpan di antara semesta jiwa Kian melekat terpampang erat Sepanjang jalan k
FILOSOFI PENDIDIKAN MANGGARAI: UPAYA MENELISIK PENDIDIKAN KARAKTER INDONESIA
Pendidikan Indonesia saat ini sedang diguncang oleh berbagai permasalahan kompleks yang berakibat pads hilangnya jati diri, dan karakter dan tujuan dari pendidikan dalam konteks keindon
Menjadi Pemimpin: Saya dipilih atau dipanggil?
Pertanyaan singkat ini syarat akan makna bagi siapa saja yang sedang mengembankan suatu jabatan. Semua orang akan berlomba-lomba ingin menduduki suatu jabatan dalam suatu lembaga dan ha
benalu
janganlah jadi benalu gerogoti hidup tanpa malu hidup tidak semaumu yang tidak sanggup akan berlalu aku dan dirimu ciptaan sama dan satu seharusnya terus memburu untuk hidu