Doa Di Medsos: Antara Didengar Tuhan dan Diamini Tetangga
- Kamis, 03 November 2022
- Frumensius Hemat
Catatan awal
Tulisan kecil mungil ini bertolak dari keresahan kecil, tidak mempengaruhi netizen, mematikan ruang merdeka dalam bermedia sosial dan lain sebagainya. "Ah repot amat si lu menulisnya" Demikian mungkin salah satu reaksi netizen yang lain, ketika tulisan kecil ini dihamburkan dalam aneka media sosial. Saya resah dan gelisah maka saya ada dalam bentuk tulisan kecil ini. Iya kecil. Netizen dan pengguna media sosial adalah pribadi yang bebas merdeka, tak bisa diatur dan dibatasi ruang gerak,tidak didikte ruang berekspresi dalam media sosialnya. Tulisan ini adalah angin sepoi sepoi yang tidak terasa, namun sedikit mengusik kecenderungan netizen dalan bermedia sosial.Apa yang mau dimuat dalam tulisan kecil ini... Tentang doa dan untaian doa yang mau didaraskan, ditulis dalam rangkaian kata yang enak, rapi dan mempertebal iman pembaca.
Tentang doa di Medsos
Gunakan sarana apapun untuk berdoa, kata orang bijak. Dalam dunia medsos apapun yang terjadi selalu diupdate oleh netizen. Itu biasa. Kadang kebablasan dan kehilangan orientasi, tujuan dan maksudnya untuk apa ditampilkan dalam dunia maya tanpa seleksi dan evaluasi. Contoh, pertengkaran suami istri diobral begitu saja di medsos, kurang bawang di dapur disampaikan ke media sosial, perasaan ingin kawin dan lainn sebagainya disampaikan tanpa rasa malu dan nilai etis moral. Selama medsos ada netizen bebas merdeka. Lalu kembali ke satus doa. Serba dilematis memang untuk mengurainya. Hanya Tuhan yang tahu, apakah untaian doa dan harapan ini diterima dengan baik atau hanya diamini oleh tetangga, teman atau siapa pun yang memantau media sosial. Secara iman, memuaskan dahaga doa dan harapan netizen atau hanya sekedar penyampaian semu, tak bermakna dan memuaskan asas kemerdekaan netizen.
Bagikan artikel ini: