Jangan Biarkan Kelas Itu Kosong Tanpa Guru....Jika tidak maka??
Hakikat belajar mengajar tatap muka adalah interaksi intens antara guru dengan peserta didik. Guru tampil sebagai sutradara handal yang mengatur,membuat skenario yang menyenangkan, menciptakan situasi dan kondisi yang tampan untuk kegiatan pembelajaran. Guru kadang tampil sebagai fasilitator yang mendukung dan membimbing siswa agar askses belajar dan rasa ingin tahu peserta didik betul-betul dipenuhi. Itulah hakikat kegiatan belajar mengajar tatap muka di kelas. Menurut psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi, dalam proses belajar maupun mendapatkan informasi baru, terdapat komunikasi, atau penyampaian pesan. Lebih lanjut Ayoe berpendapat bahwa di dalam penyampaian pesan ini ada tiga elemen penting, supaya pesannya benar-benar sampai, yaitu verbal atau kata-kata, vokal atau intonasi, dan visual atau gestur dan gerak tubuh. Ketiga elemen ini juga berfungsi untuk menekankan pesan yang disampaikan. Ketika pesan disampaikan, ternyata elemen kata-kata hanya tujuh persen saja yang ditangkap. Sementara itu, dua elemen lainnya memberikan kontribusi yang sangat besar, yaitu intonasi 38 persen dan gestur 55 persen. Jadi, dengan kata lain, penyampaian pesan yang efektif tersebut hanya bisa didapat, ketika tatap muka langsung. Begitu pula dalam belajar, ketika tatap muka maka pesan pelajaran akan tersampaikan dengan lebih efektif.
Nah timbul gugatan berupa pertanyaan. Apa jadinya jika kelas sebagai panggung besar guru dan murid untuk berinteraksi mengalami kekurangan pemeran atau pelaku kegiatan belajar mengajar? Singkatnya apa arti kelas yang hanya diisi murid tanpa guru? Saya teringat pengalaman masa sekolah ketika kelas yang seharusnya dihadiri oleh guru seketika menjadi ajang bebas memainkan peran. Semua peserta didik dengan sesuka hati mengambil peran sesuai keinginannya. Ada yang mengambil peran sebagai pemain musik, memukul meja atau kursi yang ada di dekatnya, ada yang bernyanyi, ada yang berteriak teriak seperti pedagang di pasar, ada yang sibuk swafoto, ada yang sibuk gosip sambil tertawa terbahak-bahak. semuanya bebas bergerak dan bebas bersuara. Kelas jadi kacau!! Singkatnya hampir dapat dipastikan kalau nuansa dan suasana akademis menjadi hilang lenyap. Lalu, gurunya kemana?
Merujuk pada tugas profesionalnya, seharusnya situasi ini tidak ada dan tidak bisa terjadi. Guru seharusnya berada di kelas sesuai dengan jadwal mengajarnya. Tugasnya ada di kelas bersama anak anak didiknya. Tidak ada alasan apapun untuk membenarkan sikap guru untuk meninggalkan kelasnya? Kalau guru cuma nongkrong, bermain hp, main game, duduk mengelamun dan bermimpi dan bergosip sana sini, apa artinya kompetensi dan menjunjung tinggi keprofesionalismenya?? Atau kasus lain yang terjadi, guru cuma masuk sebentar lalu memberikan tugas entah mencatat atau lain sebagainya. Sesaat setelah guru menghilang suasana masih berada di seputaran pengerjaan tugas dan sebagainya. Lalu setelah 5 atau 10 menit berlalu, timbulah suasana yang menghebohkan di kelas? Sulit dibayangkan jika ada guru tidak pernah masuk kelas dan sang guru tidak mengenal peserta didik. Anak didik pasti lebih tidak tahu guru tersebut seperti apa, karakternya, sifat dan gaya mengajarnya.
Cuma guru yang bernurani dan menjunjung tinggi kompetensi dan profesionalisme saja yang tidak akan membiarkan kelasnya kosong. karena itu, seruan imperatifnya cuma satu, jangan biarkan kelas itu kosong tanpa guru. Itu!!!!
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pujian
Hidup ini jangan segan segan Dari hatimu keluarkan pujian Entalah sampai kapan Kalau memang itu berkesan Untuk hidup bersama rekan Jangan lupa tinggalkan pesan Ibarat anggu
Berilah apresiasi kepada rekan kerjamu
Sesungguhnya pujian dan sanjungan adalah asupan gizi yang dibutuhkan secara psikologis bagi seseorang yang bekerja dan menghasilkan sesuatu. Pekerjaan adapun yang memiliki dampak dan pe
Kampanye sekolah bermutu baru dimulai
Setiap orang selalu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Kualitas hidup yang baik, fasilitas kesehatan yang baik, rumah dan segala perabotan yang baik, pendidikan yang baik dan mas
Kerja
jika tubuh lelah karena kerja jangan tanya mengapa jangan menggugat untuk apa lelah pasti punya makna dimana saja berada keringat dan air mata selalu berharga di sana sini selalu
Pagi Sepi
hari sudah beranjak pagi tidak semua sudah sampai mungkin lagi santai minum kopi atau kah semalam terlalu capai pagi sepi ini rasa lain entah dimana dirimu kawan padahal kita sep
Pergi
hari hari di tempat ini untuk misi yang belum selesai cita dan harapan dalam mimpi singkirkan halusinasi dan ilusi tak usah tandai diri hanya dengan ini semu
belum selesai
hei kalian yang akan pergi tugasmu belum selesai di sana masih menyimpan aksi janganlah dulu berbangga hati di seberang sana masih menanti riak dan gelombang dalam aksi semuanya
Guru Kenyang, Murid Puas
Tulisan pendek ini pada dasarnya bertolak dari pengalaman eksistensial seorang pendidik atau guru. Sadar atau tidak setiap orang yang bekerja pasti memiliki niat untuk bisa hidup
Literasi bergerak
Benih itu jatuh Bukan untuk luluh Melainkan tumbuh Biar nanti diguguh Rana loba Coffee House areanya Bukan sekedar bergaya Tapi menyimpan banyak makna Sekaligus pesona  
duduk di kursi ini
aku duduk di kursi ini bukan untuk meninggi hati duduk di sini karna dorongan hati kursi ini tidak mudah digapai perlu meditasi dan aksi rasa empati yang tinggi &nb