
Guru Kenyang, Murid Puas
Tulisan pendek ini pada dasarnya bertolak dari pengalaman eksistensial seorang pendidik atau guru. Sadar atau tidak setiap orang yang bekerja pasti memiliki niat untuk bisa hidup dan menghidupkan orang lain. Seorang guru yang sudah berumah tangga dan memiliki anggota keluarga atau belum sekalipun sudah dengan pasti membutuhkan upah untuk menopang hidup dan keluarganya. Singkatnya setiap pekerjaan pasti mendapatkan upah. Upah dari setiap pekerjaan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ini prinsip kehidupan yang tak terbantahkan.
Atas dasar inilah perlu ditinjau secara adil terutama kebijakan berkaitan dengan upah dari pekerjaan menjadi guru. Kepala sekolah dan komite sekolah mesti memikirkan secara adil dalam pengambilan kebijakan berkaitan dengan urusan "perut" para guru. Untuk guru yang berstatus ASN mungkin tidak terlalu merisaukan berkaitan dengan kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan hidup. Pemerintah sudah mengganjari secara tepat pemenuhan kebutuhan guru lewat kebijakan gaji dan upah guru. Guru ASN memiliki banyak item pemasukan untuk menunjang kehidupannya di antaranya, ada tunjangan istri dan anak, tunjangan daerah terpencil, tunjangan sertifikasi dan masih banyak lagi.
Lalu gugatan pertanyaan muncul? Bagaimana dengan nasib guru guru honorer? Apakah secara ekonomi berkecupan dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya? Di sinilah sebenarnya muncul sebuah masalah. Secara singkat dapat dikatakan bahwa siapa pun di kolong langit ini pasti akan bisa bekerja dengan maksimal jika dalan keadaan kenyang. Situasi akan berubah jika seseorang dipaksa bekerja dalam keadaan lapar dan tidak memiliki apa apa. Sudah pasti pekerjaan menjadi terbengkalai dan tidak maksimal. Demikian juga jika seorang guru honorer dibiarkan menerima penghasilan yang sangat sedikit. Pasti akan mengalami banyak kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dan anggota keluarganya.
Situasi ini hampir dialami oleh sebagian besar guru dan pendidik honorer. Saatnya kepala sekolah mulai mencari cara untuk meningkatkan upah dan gaji guru honorer. Manfaatkan dengan sebaik baiknya penggunaan dana BOS dan sumber dana lainnya untuk kesejahteraan guru. Sebab jika guru kenyang maka murid akan dipuaskan akses pembelajaran dengan baik dan efektif. Semoga
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pujian
Hidup ini jangan segan segan Dari hatimu keluarkan pujian Entalah sampai kapan Kalau memang itu berkesan Untuk hidup bersama rekan Jangan lupa tinggalkan pesan Ibarat anggu
Berilah apresiasi kepada rekan kerjamu
Sesungguhnya pujian dan sanjungan adalah asupan gizi yang dibutuhkan secara psikologis bagi seseorang yang bekerja dan menghasilkan sesuatu. Pekerjaan adapun yang memiliki dampak dan pe
Kampanye sekolah bermutu baru dimulai
Setiap orang selalu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Kualitas hidup yang baik, fasilitas kesehatan yang baik, rumah dan segala perabotan yang baik, pendidikan yang baik dan mas
Kerja
jika tubuh lelah karena kerja jangan tanya mengapa jangan menggugat untuk apa lelah pasti punya makna dimana saja berada keringat dan air mata selalu berharga di sana sini selalu
Pagi Sepi
hari sudah beranjak pagi tidak semua sudah sampai mungkin lagi santai minum kopi atau kah semalam terlalu capai pagi sepi ini rasa lain entah dimana dirimu kawan padahal kita sep
Pergi
hari hari di tempat ini untuk misi yang belum selesai cita dan harapan dalam mimpi singkirkan halusinasi dan ilusi tak usah tandai diri hanya dengan ini semu
belum selesai
hei kalian yang akan pergi tugasmu belum selesai di sana masih menyimpan aksi janganlah dulu berbangga hati di seberang sana masih menanti riak dan gelombang dalam aksi semuanya
Literasi bergerak
Benih itu jatuh Bukan untuk luluh Melainkan tumbuh Biar nanti diguguh Rana loba Coffee House areanya Bukan sekedar bergaya Tapi menyimpan banyak makna Sekaligus pesona  
duduk di kursi ini
aku duduk di kursi ini bukan untuk meninggi hati duduk di sini karna dorongan hati kursi ini tidak mudah digapai perlu meditasi dan aksi rasa empati yang tinggi &nb
Jangan Biarkan Kelas Itu Kosong Tanpa Guru....Jika tidak maka??
Hakikat belajar mengajar tatap muka adalah interaksi intens antara guru dengan peserta didik. Guru tampil sebagai sutradara handal yang mengatur,membuat skenario yang menyen
Terima kasih atas tulisan ini, semoga menjadi referensi bagi kaum pengambil kebijakan utk lebih menciptakan regulasi yg menjunjung tinggi " perikemanusiaan dan prikeadilan"