KARYA TULIS GURU
senandung
kutatap awan yang mulai gelap menghitam tanpa batas dan sekat seiring sebagian dunia gemeralap menunggu masa akan berkarat perjalanan ini tak seperti biasa
ITU KATA
aku berkelana kemana saja memasuki setiap arena guna mendapatkan cerita kumainkan dalam susunan kata-kata aku bebas membangun wacana tetap pada jalur apa adanya

Berlalu
Aku tahu tak ada yang abadi Semuanya mengalir pergi Entalah untuk apa semuanya ini Dan semuanya diterima akal budi Aku tak tahu harus bagaimana

Selepas Kalian Pergi
Hari hari terus berganti Saatnya harus pergi Meski misi belum selesai Masih banyak dan banyak lagi Kami tahu langkah ini terus berlari Masih banyak yg m

Sumpah
Darimana kita berbenah Ketika sudah terucap sumpah Kata kata yang kaya akan makna Tanah, air dan nusa yang sama Jangan hanya sekedarnya saja Tapi ada ya

Berlari
Hidup silih berganti pergi Kuharap engkau mengerti Ada sesuatu menghiasi kisi kisi Ketika bersatu hati Kuharap dirimu tetap berdiri Berjuang dan berba

Saksi
Adakah yang seberani ini Menjadi saksi suami istri Bukankah aku belum penuh berisi Menjadi saksi Bukan untuk dipuji Apalagi lahirkan sensasi Pe

Mari bersama
Kita punya tenaga dan daya Namun tetap bersama agar digdaya Ini bukan soal punya harta Sama tersenyum dan bahagia itu yang utama Jangan pernah merasa pun
Kobok
Demikian sekarang namamu.. Kobok Kadang budi dan hati diobok-obok Bahkan tak sadar jadi diolok olok Pada saatnya tak sadar bobok Airmu tak bohong di sana atau di

Hujan
Pagi mendung dan dingin Saat-saat jumatan Air membasahi jalan Layaknya sejoli berpasangan Tanah dan air hujan Matahari pun enggan Menyinari badan Tetaplah seh

Kopi Lagi
Kuseduh kopi kali ini Di hari yang bukan lagi pagi Temani hati dapatkan inspirasi Di saat sana sini sibuk mencari Entah nasib maupun rejeki Kopi ini Ra
5 November
LIMA NOVEMBER Hari Berganti dan Tanggalpun Selalu Beranjak Lima November Selalu Hadir Dalam Galaksi Hati Tersimpan di antara semesta jiwa Kian melekat terpampang er