Doa Di Medsos: Antara Didengar Tuhan dan Diamini Tetangga
Catatan awal
Tulisan kecil mungil ini bertolak dari keresahan kecil, tidak mempengaruhi netizen, mematikan ruang merdeka dalam bermedia sosial dan lain sebagainya. "Ah repot amat si lu menulisnya" Demikian mungkin salah satu reaksi netizen yang lain, ketika tulisan kecil ini dihamburkan dalam aneka media sosial. Saya resah dan gelisah maka saya ada dalam bentuk tulisan kecil ini. Iya kecil. Netizen dan pengguna media sosial adalah pribadi yang bebas merdeka, tak bisa diatur dan dibatasi ruang gerak,tidak didikte ruang berekspresi dalam media sosialnya. Tulisan ini adalah angin sepoi sepoi yang tidak terasa, namun sedikit mengusik kecenderungan netizen dalan bermedia sosial.Apa yang mau dimuat dalam tulisan kecil ini... Tentang doa dan untaian doa yang mau didaraskan, ditulis dalam rangkaian kata yang enak, rapi dan mempertebal iman pembaca.
Tentang doa di Medsos
Gunakan sarana apapun untuk berdoa, kata orang bijak. Dalam dunia medsos apapun yang terjadi selalu diupdate oleh netizen. Itu biasa. Kadang kebablasan dan kehilangan orientasi, tujuan dan maksudnya untuk apa ditampilkan dalam dunia maya tanpa seleksi dan evaluasi. Contoh, pertengkaran suami istri diobral begitu saja di medsos, kurang bawang di dapur disampaikan ke media sosial, perasaan ingin kawin dan lainn sebagainya disampaikan tanpa rasa malu dan nilai etis moral. Selama medsos ada netizen bebas merdeka. Lalu kembali ke satus doa. Serba dilematis memang untuk mengurainya. Hanya Tuhan yang tahu, apakah untaian doa dan harapan ini diterima dengan baik atau hanya diamini oleh tetangga, teman atau siapa pun yang memantau media sosial. Secara iman, memuaskan dahaga doa dan harapan netizen atau hanya sekedar penyampaian semu, tak bermakna dan memuaskan asas kemerdekaan netizen.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pendekatan "Kurang Ajar" Kepala Sekolah: Benar atau Salah (Sebuah Celoteh Ringan)
Kata awal : memilih diksi "kurang ajar" Kening pembaca pasti berkerut berlapis lapis membaca judul refleksi kecil ini. Bertolak pada kata kurang ajar saja, pikiran pembaca langsung dia
Kumerenung
Langit cerah beranjak gelap mendung Aku duduk terpekur dan merenung Kadang sesak dadaku oleh nafas panjang Entalah untuk apa semuanya ini dipajang Waktu teru
Giat MKKS SMA Manggarai Timur: Antara Aksi Sensasional atau Substansial? (Refleksi Kecil Di Hari Guru Nasional Tahun 2022)
Kata awal Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Manggarai Timur saat ini telah memasuki tahapan pergantian pengurus lama ke yang baru. Frumensius Hemat, cs terpilih menahkodai wadah besa
Sumpah Pemuda dan Komitmen Untuk Berubah
Sumpah Pemuda dan Komitmen Untuk Berubah (Refleksi Hari Sumpah Pemuda) Sebagai bangsa yang merdeka dan menghayati setiap perjuangan pasti kita tidak akan lupa dengan peristiwa
Status Di Medsos: Antara Mempertontonkan Kebodohan dan Kecerdasan
Tulisan kecil, ramping dan pendek ini berangkat dari keresahan yang cukup beralasan dari penulis. Penulis sekedar mengarahkan pembaca lewat konsep berpikir dan berefleksi terkait penggu
Akses Belajar Murid Dalam Kegiatan Kepanitiaan Turnamen Sepak Bola SMA dan SMK Kabupaten Manggarai Timur
Kata Awal Sesungguhnya kerja sama dan kolaborasi yang dipraktikkan dalam kehidupan bersama adalah cerminan semangat gotong royong dan bernilai pancasilais. Fakta membuktikan bahwa kerj
Membidik Potensi Wisata Kuliner Lokal Orang Rongga Lewat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 6 Kota Komba
Tulisan kecil ini bertolak dari keresahan yang cukup panjang terkait hidup dan matinya potensi
KARTINI DAN EMANSIPASI WANITA ZAMAN NOW
Setiap tanggal 21 April sejak tahun 1964 merupakan hari bersejarah bagi pergerakan kaum perempuan Indonesia. Tanggal itu merupakan cikal bakal lahirnya ruang kebebasan wanita atau kaum
Catatan Kecil Dari Perlombaan Hardiknas Bagi SMAN 6 Kota Komba
Hidup jika tidak direflesikan sebaiknya jangan diteruskan... Demikian Sokrates, filsuf Yunani Kuno bersabda. Titik tolak dari kehidupan yang lebih baik dan terarah adalah refleksi yang
Catatan Refleksif Pasca Webinar Unika St. Paulus Ruteng: Rekognisi Sosial dan Intelektual Dengan Menulis Karya Ilmiah
Pagi mendung tak surutkan langkah Lewat webinar yang bukan setengah setengah Awalnya sedikit susah Suatu saat jadi lumrah dan meriah Saya mulai dengan ucapan terima kasih ke