You need to enable javaScript to run this app.

Aku Menikmati Tugas Mengajarku Di Sanpio

  • Sabtu, 25 Februari 2023
  • Maksimilianus Galawanto
Aku Menikmati Tugas Mengajarku Di Sanpio

Cerita hari kelima di SANPIO

Oleh: Maksimilianus Galawanto, S.Pd

Tidak menulis sesuatu untuk hari ini berkaitan dengan kegitan pertukaran guru dan murid di SANPIO rasanya aneh. Mengapa demikian? Karena hari ini, jumat, 24 Februari 2023, aku telah menjadi guru sehari di SANPIO. Mengajar dan mendidik anak-anak calon imam.

Rasa gugup mewarnai langkahku saat keluar dari ruangan guru. Namun semuanya sirna saat aku melewati kapela SANPIO, Rumah Tuhan sang sumber kekuatan hidup. ‘’Aku telah bersiap sesuai dengan kemampuanku, selebihnya Tuhan yang stel’’ yakinku sambil melangkah. Lenggokan semakin riang kala  aku melewati lorong yang tinggal beberapa meter lagi menuju ruang kelas X A, tempat aku mengajar di jam pertama dan kedua.

Good morning, mereka menyapa saat aku menuju ke meja guru. Sembari meletakan tas aku membalasnya sambil mempersilahkan mereka duduk. Kelas itu di isi oleh sekitar tiga puluhan murid. Meski aku sudah menengok dena kelas mereka, aku sengaja menyuruh mereka memperkenalkan diri lagi. Bukan hanya untuk membangun interaksi, lebih dari pada itu aku sebenarnya hendak mengetahui kemampuan speaking mereka. Hampir semua rupanya hebat.

Selanjutnya, aku menampilkan sebuah gambar di layar dan menyuruh mereka untuk mengamatinya. Tak lupa aku menyelipkan beberapa soal agar pengamatan mereka tak sia-sia. Beberapa orang siswa memberi respon dengan baik.

Ada dua Tujuan Pembelajaran (TP)  dalam pertemuan itu. Pertama, Menggunaka kon bahasa Inggris untuk menyampaikan opini terhadap isu yang dekat dengan kehidupan pemuda dan untuk membahas minat. Kedua, menggunakan elemen non-verbal seperti bahasa tubuh, kecepatan bicara, dan nada suara untuk dapat dipahami dalam sebagian konteks.

Dalam mencapai TP itu, saya menyediakan isu-isu seperti Online Game, Watching TV, dan Gadget for Student. Model Pembelajaran yang di gunakan adalah adaptasi dari Project Based Learning dengan metode diskusi dan presentasi. Dalam konteks ini saya memahami bahwa Diskusi adalah proses belajarnya sedangkan presentasi adalah produk yang dihasilkan.

Setelah siswa dibagi dalam enam kelompok dengan topik yang berbeda-beda, mereka lanjut untuk berdiskusi yang memakan waktu sekitar 40 menit. Setelah berdiskusi dilanjutkan  presentasi  dengan waktu lima menit untuk setiap kelompok. Tak lupa pula aku memberikan kriteria penilaian sambil mereka berdiskusi.

Luar biasa... perfect .... anjai .... meledak.... adalah kata-kata yang mungkin saya bisa gunakan untuk menggambarkan kemampuan mereka. Kompetensi mereka bisa di indikasikan melalui beberapa hal. Pertama, memulai presentasi dengan menyapa dan menggunakan bahasa yang jelas. Kedua, menyajikan materi dengan jelas, lengkap, dan terstruktur. Ketiga, isi presentasi yang dipaparkan sesuai dengan tujuan. Keempat, penggunaan tata bahasa yang cukup baik serta kurang menggunakan bahasa tubuh sebagai penunjang. Kelima, menutup presentasi dengan baik.

Pelajaran di kelas X A cukup memakan waktu hingga kami menggunakan waktu di jam ketiga yang kebetulan kosong. Mungkin saja karena pembagian kelompok yang terlalu banyak sehingga memerlukan waktu presentasi yang cukup panjang. Tak lupa sebelum memulai sesi presentasi kala saya memeperhatikan para murid sudah lelah, kami melakukan ice breaking dengan goyang ‘kanan kiri’ yang pernah viral beberapa waktu lalu.

Tak lupa kami befoto bersama saat hendak meninggalkan kelas. Hal yang sudah mereka nantikan sedari tadi. Dua jepretan cukup sebagai kenangan saya mengajar di kelas X A SANPIO.

Waktu tinggal menyisahkan sekitar lima menit menuju istirahat pertama. Sayapun sempat kembali ke ruang perpustakaan untuk sedikit beristirahat sebelum masuk jam empat dan lima di kelas X B.

Teng...teng... lonceng masuk untuk les selanjutnya. Saya bergegas menuju kelas X B. Secara umum gambaran pembelajaran hampir sama seperti kelas X A. Namun ada beberapa hal kecil yang menjadi pembeda. Kami memulai pelajaran dengan bernyanyi, sebuah nyanyian ala anak seminari. Kelompok diskusi hanya menyisahkan tiga, mengingat waktu pelajaran akan tepat 90 menit. Ada juga sedikit ice breaking berupa ‘tepuk lato-lato’. Setelah presentasi kesannya tetap sama bahwa kemampuan mereka sangat bagus.

Waktu tinggal beberapa menit lagi. Sesi presentasi sudah tuntas. Sambil menunggu istirahat kedua, kami memanfaatkan waktu dengan pose bersama sebagai wujud keadilan dengan siswa kelas X A.

Saat menunggu jam pulang, aku melihat kembali beberapa foto dari kelas X B tadi. Aku terkesan sama Reyhan, siswa mungil asal Lento- Poco Ranaka. Aku kagum karena  menyaksikan sendiri saat ia langsung menulis kalimat-kalimat yang disampaiakan oleh temannya dalam bahasa Inggris. ‘’Ini rupanya Reyhan Echols, adik dari penulis kamus tebal Bahasa Inggris John M. Echols yang populer itu’’ candaku dalam hati.

Sekian dulu untuk cerita di hari jumat ini, hari bermakna menjadi guru sehari di SANPIO. Selamat menantikan cerita di hari Sabtu, hari terakhir kami mengabdi.

Bagikan artikel ini:
Frumensius Hemat, S.Fil

- Kepala Sekolah -

Puji Syukur kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah Dan rahmatnya sehingga akhirnya kami dapat meluncurkan kembali website…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana informasi yang dipublikasikan di website ini sungguh membantu anda?

Hasil