You need to enable javaScript to run this app.

Pembelajaran Blended Learning Selama Pandemi Covid 19: Tantangan Guru Di Daerah 3T ( Oleh: Maria Lidvina Susanti,S.Pd/Guru Kelas SDN Kisol)

  • Kamis, 10 Desember 2020
  • Frumensius Hemat
Pembelajaran  Blended Learning Selama Pandemi Covid 19: Tantangan Guru Di Daerah 3T ( Oleh: Maria Lidvina Susanti,S.Pd/Guru Kelas SDN Kisol)

Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia pada akhirnya menuai banyak reaksi, pola dan strategi yang efektif dalam setiap bidang kehidupan. Manusia dengan kemampuan akal budi yang dimilikinya pada akhirnya bisa menelurkan berbagai pilihan dan alternatif. Hampir semua bidang kehidupan manusia terpapar oleh virus yang satu ini. Di sana sini pada awalnya meninggalkan kelumpuhan dan kebangkrutan akibat pandemi covid 19, namun di sisi lain melahirkan berbagai inovasi yang mumpuni dan membanggakan.Akhirnya banyak alternatif yang membuat setiap orang bangkit kembali meneruskan pekerjaan dan perjuangan hidupnya. Hal yang sama juga terjadi pada bidang pendidikan. Pandemi covid 19 membuat dinamika pendidikan sedikit terhampat dan melahirkan aneka pola dan strategi yang tepat untuk bisa memberikan akses pendidikan yang mumpuni, berkualitas kepada semua peserta didik. Pada titik inilah sebenarnya menuai banyak persoalan dan memaksa praktisi pendidikan mencari dan menemukan solusi dan alternatif yang tepat sasar. Satu hal yang paling penting dalam persoalan ini adalah memberikan akses belajar pada semua peserta didik terjamin dengan baik dan protokol kesehatan yang ketat tetap diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Inilah dasar pertimbangan yang mesti diperhatikan oleh kepala sekolah dan para guru dalam memberi akses pendidikan. Akses pendidikan diberikan dan protokol kesehatan diperhatikan. Di sini peran kepala sekolah dan para guru perlu mendapat perhatian yang serius. Guru berkewajiban untuk memberikan akses pendidikan atau akses belajar yang seluas-luasnya meski masih ada pandemi covid 19.bagi guru dan peserta didik yang sudah biasa dengan penggunaan media internet, hal ini bukan menjadi persoalan  yang berat.  Namun bagi guru yang selama ini memberikan akses belajar secara konvensial atau tatap muka akan mengalami kesulitan memberi akses belajar. Ada deretan masalah pada titik ini, misalnya daya dukung seperti ketersediaan dan kepemilikan laptop atau android, pulsa data, jaringan listrik dan jaringan internet  menjadi persoalan mendasar dalam memberikan akses belajar kepada semua peserta didik. Pada umumnya persoalan dialami oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia,lebih khusus daerah 3T ( Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Apa strategi yang mau dibuat oleh guru? Model pembelajaran seperti apa yang paling tepat dalam pemberian akses belajar? Bagaiman cara peserta didik dapat  mengakses materi dan bahan belajarnya?

Salah satu model pembelajaran yang dipakai untuk mengatasi persoalan akses belajar bagi siswa dan akses mengajar bagi guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran blended learning. lended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial. Blended learning juga mempunyai karakteristik tertentu diantaranya (1) proses pembelajaran yang menggabungkan berbagai model pembelajaran, gaya pembelajaran serta penggunaan berbagai media pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi, (2) perpaduan antara pembelajaran mandiri via online dengan pembelajaran tatap muka

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka yaitu pembelajaran yang dilakukan secara konvensional dengan metode ceramah, penuguasan, tanya jawab dan demontrasi, dan pembelajaran yang dilakukan secara online dengan memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk mendukung belajar mandiri serta memungkinkan peserta menjadi lebih aktif dan memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Blended Learning memiliki dari tiga komponen penting yaitu “Pembelajaran dengan tatap muka,Pembelajaran secara online,Belajar mandiri.  Melalui blended  learning  dapat  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  positif  untuk terjadinya interaksi antara sesama peserta.

Akhirnya soal efektifitas penggunaan model pembelajaran bagi peserta didik dan guru bergantung pada beberapa faktor penting. Guru yang senantiasa terbuka dan belajar serta mampu berinovasi demi kesuksesan pembelajaran. Peserta didik yang secara aktif mau belajar dan menggunakan berbagai tawaran teknologi dan internet dan daya dukung berupa sarana dan perangkat ajar yang tepat  dan efektif. Semoga

 

Bagikan artikel ini:
Frumensius Hemat, S.Fil

- Kepala Sekolah -

Puji Syukur kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah Dan rahmatnya sehingga akhirnya kami dapat meluncurkan kembali website…

Berlangganan
Jajak Pendapat

Bagaimana informasi yang dipublikasikan di website ini sungguh membantu anda?

Hasil